Subscribe Us

Header Ads

Teknologi dan Formulasi Sediaan Cairan

Bentuk Sediaan Larutan

Larutan adalah Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia (obat) yang terlarut secara molekuler dalam pelarut yang saling bercampur.
Keuntungan bila dibandingkan dengan sediaan padat, antara lain adalah
1. Memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian yg lebih tinggi (karena tercampur merata)
2. Lebih mudah untuk di-absorbsi (umumnya obat diabsorbsi dalam bentuk larutan)
3. Bagi individu yg sukar menelan obat, misalnya anak-anak atau orang tua, lebih mudah untuk diberikan dalam bentuk sediaan cair.

Tantangan dalam produksi Sediaan Cair

1. Kelarutan
2. Stabilitas
3. Pengawetan
4. Kekentalan
5. Penampilan secara keseluruhan (warna, bau, rasa dan penampilan)

1. Kelarutan

Kelarutan merupakan faktor yang SANGAT PENTING dalam proses pembuatan Sediaan Larutan. Melarut tidaknya suatu Zat atau bahan ke dalam suatu sistem tertentu dan besarnya kelarutannya, tergantung dari sifat serta intensitas kekuatan yang ada.
Faktor –faktor yg mempengaruhi Kelarutan
1. pH Larutan (lingkungan)

  Kebanyakan obat bersifat asam atau basa lemah, sehingga kelarutan sangat dipengaruhi oleh pH Larutan

2. Kosolvensi

  Kelarutan obat dapat ditingkatkan dengan penambahan pelarut yang disebut dgn kosolven, contohnya Alkohol, Sorbitol, Propilen Glikol, PEG dan lain-lain.

3. Konstanta Dielektrikum

 Yaitu sifat satu pelarut yang berhubungan dgn jumlah energi  yg dibutuhkan untuk memisahkan dua zat yang berbeda muatan dalam pelarut. Sifat ini erat kaitannya dgn polaritas pelarut

4. Solubility (zat-zat penglarut)

 Penambahan zat/bahan untuk meningkatkan kelarutan bahan (terutama dalam sediaan suspensi), contohnya : Tween, Polioksietilen sorbitan, dan lain-lain.

5. Kompleksasi

 Besarnya kelarutan suatu obat dapat ditingkatkan dengan pembentukan suatu kompleks. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan kelarutan dari masing-masing senyawa dengan kelarutan dari kompleks yg terbentuk.

Hati-hati :

  Penambahan kompleks yg berlebihan justru akan MENURUNKAN tingkat kelarutan bahan.

  Contoh: Polisorbat 80, PEG, dan lain-lain.

 

2. Stabilitas

Terdapat 2 stabilitas yang harus diperhatikan dalam proses pembuatan sediaan cair, yaitu :

1. Stabilitas Kimia

2. Stabilitas Fisika


3. Pengawetan

Salah satu masalah yg sangat krusial dlm bentuk sediaan liquida à Mikroba

Sumber-sumber Kontaminan:

    1. Bahan Baku

    2. Air (pelarut)

    3. Wadah & Peralatan Produksi

    4. Lingkungan Pembuatannya

    5. Operator


4. Kontrol Kekentalan

Kontrol kekentalan diperlukan agar sediaan cair tersebut dapat mudah dituang/diminum. Dilakukan dgn cara, antara lain meningkatkan konsentrasi gula atau dengan penambahan bahan pengental, seperti CMC atau polivinilpirolidon.


Bentuk Sediaan Larutan

Bentuk sediaan larutan dapat digolongkan, menurut cara pemberiannya:

    1. larutan oral,

    2. larutan topikal, dan

    3. larutan untuk digunakan secara parentral       (per cutan, intra vena dan intra muscular),

Atau, Penggolongan didasarkan pada sistem pelarut dan zat terlarut, seperti spiritousa, tingtur, dan larutan air.

Larutan Oral

Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pemberi rasa (flavourin agent), pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air.
Tiga alasan utama untuk memilih bentuk sediaan larutan oral, yaitu: 
1. Bentuk sediaan cair memang sudah dikenal dan dikehendaki oleh masyarakat,       misalnya: sediaan obat-obat batuk,
2. Bila produk itu lebih efektif dalam bentuk cair, misalnya: adsorben (carbo adsorben) dan antasida,
3. Bila obat tersebut dimaksudkan untuk dipakai oleh anak-anak atau orang tua, yang umumnya mengalami kesukaran waktu menelan sediaan berbentuk padat.
Bentuk sediaan Larutan Oral : Sirup dan Suspensi

Sirup

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, kecuali dinyatakan lain maka kadar gula tidak kurang dari 50,0% dan tidak lebih dari 66,0%. Bentuk sediaan sirup, telah dikenal sebagai bentuk sediaan obat sejak masa Arab kuno yang dikenalkan oleh Avicenna (Ali Ibn Sina), ahli farmasi  berkebangsaan Arab. Nama “sirup”, diduga berasal dari kata “Sirab” (bahasa Arab) yang artinya adalah sari pati gula. Berdasarkan fungsinya, sirup dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu  medicated syrup  dan  flavored syrup

Eliksir
       Sediaan cair berupa larutan dengan bau dan rasa yang enak, mengandung selain obat juga zat tambahan seperti gula atau zat pemanis lain.
Dibandingkan dengan sirup:
            1. Kurang manis dan kurang kental
            2. Lebih mudah dalam pembuatan
            3. Lebih stabil.
Pelarut utama : etanol dengan maksud untuk mempertinggi kelarutan obat. Kadar etanol:  5 - 10%.
Pemanis yang digunakan antara lain : gula atau sirup gula, sorbitol,gliserin dan sakarin.
Hal-hal yg Perlu diperhatikan
1. Pemilihan bahan baku, termasuk air (purified water) yang digunakan
2. Kebersihan wadah dan alat/mesin produksi yang digunakan
3. Kharakteristik bahan baku, baik secara kimiawi maupun secara fisik
4. Prosedur pencampuran (harus memperhatikan derajat kelarutan)
5. Kecepatan pengadukan/pencampuran
6. Penyaringan
7. Pengisian ke dalam wadah (botol)

HAL PENTING LAINNYA

1. Suhu Larutan (jangan gunakan air mendidih, suhu 50 – 70oC)

2. Pencampuran bahan-bahan mudah menguap (pada suhu kamar, maks. 30oC)

 
Suspensi
            Suspensi adalah suatu bentuk sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap. Jika dikocok, perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi kembali.
Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua fase.
            1. Fase kontinyu atau fase luar umumnya merupakan cairan atau semi padat,  dan
        2. Fase terdispersi atau fase dalam terbuat dari partikel-partikel kecil yang pada dasarnya tidak larut, tetapi terdispersi seluruhnya dalam fase kontinyu.
Tiga hal utama yang sangat penting dalam pembuatan bentuk sediaan suspensi, yaitu:
            1 . Memastikan bahwa partikel benar-benar terdispersi dengan baik dalam cairan.
            2.  Meminimalkan pengendapan dari partikel yang terdispersi
    3. Mencegah terjadinya “caking” dari partikel-partikel ini ketika terjadi pengendapan. Caking adalah pembentukan sedimen (endapan) yang tidak dapat terdispersi kembali dalam suatu sistem suspensi. Penyebab utama terjadinya peristiwa caking adalah pembentukan jembatan kristal dan agregat tertutup (koagula).
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pembuatan sediaan suspensi, antara lain adalah :
1. Proses pembasahan,
2. Interaksi antar partikel,
3. Elektrokinetik,
4. Agregasi, dan
5. Laju sedimentasi.
Proses Pembuatan Suspensi
Terdapat 3 metode dalam pembuatan Suspensi, yaitu :
1. Metode/Sistem Flokulasi
            Pada sistem ini, partikel obat ter-flokulasi dalam bentuk agregat bebas dalam ikatan yg lemah. Peristiwa sedimentasi cepat terjadi dan partikel mengendap sebagai flok (kumpulan partikel) serta mudah terdispersi kembali. Kurang disukai karena sedimentasi berlangsung secara cepat.
2. Metode/Sistem Deflokulasi
        Pada sistem ini, partikel obat terdeflokulasi mengendap perlahan akhirnya membentuk “cake” yang keras dan sukar terdispersi kembali.
3. Metode/Sistem Kombinasi
            Suspensi yg ideal adalah yg memiliki laju (kecepatan) sedimentasi yg kecil sehingga partikel tetap dalam bentuk dispersi yg rata dan apabila mengendap maka dapat dengan mudah terdispersi kembali.
Proses Produksi dan Parameter Kritis
              1. Pada SETIAP tahapan proses produksi terdapat PARAMETER KRITIS
              2. Parameter Kritis adalah Parameter atau hal-hal yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi mutu produk.
          3. Masing-masing produk memiliki parameter kritis yang berbeda-beda pada setiap tahapan produksi-nya
                4. Yang menentukan bahwa parameter tsb kritis atau tidak adalah Bagian R&D.
                5. Untuk bisa mengetahui bahwa suatu parameter tersebut kritis atau tidak bisa dilihat pada Batch Record-nya
            6. Agar bisa dihasilkan produk yang baik, maka perlu adanya PERHATIAN KHUSUS terhadap parameter kritis tersebut
Kontrol Kualitas
1. Keseragaman kadar zat aktif
2. Penampilan fisik
3. Organoleptis
4. pH
5. Berat Jenis (BJ)
6. Ukuran Partikel (untuk Suspensi)
7. Stabilitas Suspensi 

Posting Komentar

0 Komentar