Kromatografi pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli botani Rusia Michael Tswett pada tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna dalam tanaman dengan cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gelas yang berisi kalsium karbonat (CaCO3). Saat ini kromatografi merupakan teknik pemisahan yang paling umum dan paling sering digunakan untuk bidang kimia analisis. Kromatografi dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis, baik analisis kualitatif, kuantitatif, maupun preparatif dalam bidang farmasi, lingkungan, industri, dan sebagainya. Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan yang mengunakan fase diam (stationary phase) dan fase gerak (mobile phase) (Gandjar, 2007). Teknik kromatografi sendiri telah dikembangkan dan telah digunakan untuk memisahkan dan mengkuantifikasi berbagai macam komponen yang kompleks, baik komponen organik maupun komponen anorganik. Kromatografi dapat dibedakan atas berbagai macam tergantung pada pengelompokannya. Berdasarkan pada mekanisme pemisahannya, kromatografi dibedakan menjadi (a) kromatografi adsorbsi; (b) kromatografi partisi; (c) kromatografi pasangan ion; (d) kromatografi penukar ion; (e) kromatografi eksklusi ukuran; serta kromatografi afinitas (Gandjar, 2007).
A. KROMATOGRAFI
EKSKLUSI
Size
exclusion chromatography (SEC) disebut juga gel permeation
chromatography (GPC), gel filtration chromatography (GFC), merupakan metode
kromatografi yang menggunakan partikel berpori untuk memisahkan molekul dengan
ukuran yang berbeda. Teknik SEC pertama kali ditemukan oleh Grant Henry Lathe dan
Colin R Ruthven.
SEC umumnya
diaplikasikan untuk kompleks makromolekuler sperti protein dan industri polimer
terutama digunakan untuk memisahkan molekul biologis, untuk menentukan bobot
molekul dan distribusi bobot molekul dari polimer. Molekul yang lebih kecil
dari ukuran pori dapat memasuki partikel dan mempunyai jalur dan waktu transit
yang lebih panjang dibandingkan molekul besar yang tidak dapat memasuki
partikel. Semua molekul yang lebih besar dari ukuran pori tidak tertahan dan
terelusi bersama. Molekul yang memasuki pori akan mempunyai waktu tinggal dalam
partikel yang tergantung pada ukuran dan bentuk molekul. Molekul yang berbeda
mempunyai waktu transit yang berbeda untuk melewati kolom.
Mekanisme SEC
Buffer dipompa melewati kolom oleh
alat yang diatur oleh komputer. Saat campuran molekul dan ion-ion yang terlarut
dalam pelarut diaplikasikan pada ujung atas kolom, molekul-molekul yang lebih
kecil (dan ion) didistribusikan melalui volume pelarut yang lebih besar
daripada yang tersedia unutk molekul besar. Molekul yang lebih kecil dari
ukuran pori dapat masuk ke dalam partikel dan karenanya memiliki jalur yang
lebih panjang serta waktu transit yang lebih panjang dibandingkan molekul besar
yang tidak dapat memasuki partikel. Seluruh molekul yang lebih besar ukurannya
dibandingkan ukuran yang tidak tertahan dan akan dielusi bersamaan. Molekul
yang dapat masuk ke dalam pori akan memiliki waktu tinggal rata-rata dalam
partikel, yang bergantung dari bentuk serta ukuran molekulnya. Karena itu,
molekul besar bergerak lebih cepat melewati kolom, dan dengan inilah campuran
tersebut dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya.
Prinsip SEC
Exclusion
Chromatography (EC) yang bisa disebut juga Size Exclusion Chromatography (SEC),
Gel Permeation Chromatography (GPC), atau Gel Filtration Chromatography (GFC),
merupakan metode kromatografi yang
menggunakan partikel berpori untuk memisahkan molekul dengan ukuran yang berbeda. Teknik SEC pertama kali
ditemukan oleh Grant Henry Lathe dan
Colin R. Ruthven. Teknik ini unik karena proses pemisahannya didasarkan pada
ukuran molekul dari sampel. Molekul besar pada sampel akan dipisahkan dengan
molekul yang kecil dalam sampel.
`Pada
teknik ini, pengepak adalah suatu gel dengan permukaan berlubang-lubang sangat
kecil (porous) yang inert. Molekul-rnolekul kecil dapat masuk dalam jaringan
dan ditahan dalam fase gerak yang menggenang (stagnat mobile phase). Molekul-
molekul yang lebih besar, tidak dapat masuk kedalam jaringan dan lewat melalui
kolom tanpa ditahan. Akibatnya, molekul yang lebih besar terelusi dari kolom
molekul cepat dan lebih kecil kemudian, yang secara efektif macam molekul
berdasarkan ukuran. Ini adalah prinsip pemisahan kromatografi eksklusi ukuran .
Gambar A.1 Ilustrasi
prinsip dasar kromatografi eksklusi
Fase
diam yang digunakan dapat berupa silica atau polimer yang bersifat berpori
(porus), sehingga solut dapat melewati porus tersebut (lewat diantara
partikel), atau berdifusi melalui fase diam. Sedangkan fase gerak pada
kromatografi ini tidak berpengaruh, sehingga pelarut yang berlainan yang
mempunyai daya mensolvasi yang sama menghasilkan hasil yang sama. Sedikit
banyak fase gerak pada kromatografi ekslusi ini serupa dengan gas pada
kromatografi gas dalam hal fungsinya yang hanya sebagai medium netral yang
memungkinkan molekul solut memasuki fase diam .
1.
Pemilihan Kolom
Pemilihan ukuran pori
kemasan pada umumnya bergantung pada molekul solut yang akan dipisahkan. Sering
sampel ukurannya sangat beragam (berat molekul berbeda-beda) dan dengan satu
ukuran pori saja tidak memadai untuk memisahkan semua jenis molekul. Beberapa
mungkin dieksklusi seluruhnya dari pori (K=0) dan terelusi sebagai satu puncak
dengan volum mati (V0), sedangkan yang lain berpermeasi ke semua pori (K=1) dan
terelusi sebagai satu puncak dengan volum permeasi total (V0 + Vp). Sedangkan
molekul yang lainnya lagi berpermeasi ke pori secara selektif, bergantung pada
ukuran relative dan terelusi dengan volum retensi (VR¬) yang dinyatakan oleh
persamaan ;
VR = V0 + KVp
Oleh
karena itu, prinsip kromatografi eksklusi lainnya adalah terjadinya pemisahan
molekul polimer sesuai dengan volume hidrodinamiknya ketika sampel diinjeksikan
ke dalam kolom.
Gambar A.2 Kolom Kromatografi Eksklusi Ukuran
Setiap kemasan ekslusi-ruang yang berbeda ukuran porinya
mempunyai kurva kalibrasi sendiri. Batas eksklusi dan rentang kerja berat
molekul pada gambar dibawah ini tidak didefinisikan secara tajam karena
distribusi pori kemasan kolom tidak sempit. Distribusi pori pada kemasan
menentukan kemiringan kurva kalibrasi. Jika distribusi pori besar, kurva
mempunyai kemiringan yang tajam. Jadi, rentang kerja berat molekul besar,
tetapi akan menghasilkan daya pisah rendah pada senyawa-senyawanya yang ukuran
molekulnya hampir sama. Jika distribusinya sempit, kurva lebih mendatar, jadi
rentang kerja berat molekul akan lebih kecil, tetapi daya pisah molekul yang
ukurannya hampir sama akan meningkat
Gambar A3 (a) Kurva
kalibrasi dan (b) kromatogramnya untuk kromatografi eksklusi
Kemasan
untuk kromatografi eksklusi dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan :
a.
Gel Setengah
Kaku
Bahan ini biasanya berupa
gel yang dipakai dalam pelarut organic, seperti aseton, tetrahidrofluran, dan
sebagainya. Contoh dari golongan ini adalah gel TSK dan gel Styragel yang
digunakan untuk memisahkan cuplikan polimer rumit, seperti karet dan plastic.
Kekurangan utama kemasan partikel besar ini (dp = 35-75 mikrometer) adalah alih
massanya yang rendah. Untuk memperoleh kemasan yang memadai, harus dipakai laju
alir yang rendah, akan tetapi hal ini mengakibatkan waktu analisis yang
panjang. Kemasan eksklusi partikel (dp = 10 mikrometer) telah dikembangkan,
sehingga bisa mendorong alih massa yang cepat dan memungkinkan pemakaian laju
alir yang tinggi, sehingga waktu analisis yang lebih pendek. Partikel kecil
dengan pori berukuran kecil meghasilkan daya pisah tinggi, I ni berarti bahwa
berat mokelul yang lebih rendah (1000-100) dapat dipisahkan.
b.
Gel Kemasan
Kaku
Kemasan ini hampir selalu
dibuat dari kaca atau silica. Keuntungan dari kemasan ini adalah kekuatannya
menghilangkan pembatasan laju aliran karena dapat dipakai pada tekanan tinggi. Pelarut
yang digunakan adalah air dan pelarut organic. Kekurangannya adalah adanya
pengaruh absorban yang sering menyulitkan. Namun, harus diperhatikan bahwa
larutan basa dengan pH > 7,5 harus dihindari, karena dapat melarutkan kaca
dan silica.
c.
Gel Lunak
Bahan kemasan ini
contohnya adalah dekstran sambung silang dan sephadex. Kemasan gel lunak
menggembung dalam pelarut air, gel ini berguna untuk memisahkan senyawa yang
larut dalam air, yang rentang berat molekulnya 102 – 2,5.107. Fungsi utama dari
gel lunak adalah untuk memisahkan polimer yang larut dalam air. Gel ini banyak
dipakai dalam pencirian atau pengkarakterisasian protein dan enzim. Kekurangan
bahan ini dapat diuraikan oleh bakteri yang dapat menyebabkan hilangnya kinerja
kolom, gel lunak tidak dapat menahan tekanan > 150 psi dan sangat rapuh.
2.
Pemilihan Fase
Gerak
Fasa gerak dipilih untuk
meminimalisir interaksi solute dengan permukaan penyangga, memiliki kemurnian
yang tinggi, tidak bereaksi dengan fase diam, tercampurkan dengan komponen
system, pelarutnya baik untuk cuplikan, dapat membasahi permukaan kemasan dan
viskositasnya rendah.
B. Teknik Permeasi atau Filtrasi
Gel
Teknik
permeasi atau Filtrasi adalah suatu teknik yang menguraikan campuran zat-zat
sesuai dengan ukuran molekulnya. Teknik ini didasari atas inklusi dan eksklusi
suatu zat terlarut melalui suatu fase diam yang terbuat dari gel polimer yang
terikat silang ddan berpori heterogen. Dalam kromatografi eksklusi cair-padat
pemisahan teradi antara vase cair di dalam partike gel dan cairan di luar
mengelilingi partikel gel.
Sebagai penunjang fase diam dalam pemisahan ini biasanya digunakan
xerogel-xerogel. Xerogel adalah suatu gel organik yang dapat bersifat
hidrofilik (yaitu : agar dan dekstran yang terikat silang pada poliakrilamida)
ataupun hidrofobik (poistirena). Xerogel-xerogel ini tersedia di pasaran dengan
nama dagang biogel p-2 (poliakrilamida),sepadex G-10-200 (dekstran) juga
styrogel (gel polistirena yang dimodifikasi) dan agarose. Kolom yang digunakan
adalah kolom biaya pengelusi (luent) dibiarkan mengalir karena grafitasinya.
Laju aliran akan bertambah dengan bertambahnya ukuran partikel seperti
kromatografi pertukaran ion, laju aliran juga dapat dipengaruhi oleh variasi
porositas gel. Untuk suatu gel yang tidak padat, volume interstisi dapat
diturukan dengan pemberian tekanan, volume eluent berkisar antara 25 – 100 ml.
sepertii juga metode kromatografi lainnya, konsekwensi efluaennya diukur
melalui sifat-sifat fisik yang sesuai.. seperti indeks refraksi, absorbansi,,
intensitaas pendar flour atau sifat-sifat listriknya.
Parameter-parameter kolom dapat dihubungkan secar
matematik dengan
Vb = Vo + Vi + Vr = Vo Vs
Vi = m Sr/ Ps
Vi =Vo + Kd Vi
Dimana :
– Vi = volume bagiana dalam gel,
– Vr= volume matriks gel,
– Vs= volume total face diam gel,
– m = berat gel,
– Sr = volume pelarut yang dipakai,
– Ps = kerapatan pelarut,
– Kd = koefisien distribusi,
– Pr = kerapatan gel,
– Vb= volume bed,
– Vo= volume di luar gel,
Pemisahann suatu tipe gel bergantung pada ukurran
molekul dan sifat kimia dari zat yang akan dipisahkan. Misalkan biogel 0 – 10
digunakan untuk zat-zat dengan berat molekul berkisar antara 500-17000 satuan.
Molekul dengan besar molekul diatas batas ini yaitu limit eksklusif, akan lewat
saja tanpa rintangan dari gel. Di bawah limit eksklusi, zat tersebut akan
terelusi pada volume elusi yang sesuai dengan volume bed total. Untuk bekerja
dalam medium tidak berai, gel yang tepat digunakan adalah sephadex LH-20.
Pemakain
Kromatografi permeasi gel digunakan untuk analisis campran molekul dengan berat
molkul yang berbeda seperti pemisahaan rafinosa, maltose, dengan menggunakan
sephadex pada pH 7,0, laju aliran 5 ml/jam ddan H2O sebagai eluent. Pemisahan
molekul- molekul dengan berat molekul sama dapat juga dilakukan dengan
pemilihan yang tepat tipe gel dan tinggi kolomnya. Pengeluaran garam
(desalting) adalah salah satu pemisahan yang meliputi pembebasan garam dan
senyawa berberat dengan molekul makro.
C. Pemurnian Parsial dan
Karakterisasi Enzim Xilanase dari Bakteri Laut
Bacillus
safencis strain LBF P20 Asal Pulau Pari Jakarta
1.
Pendahuluan
Xilanase
merupakan enzim yang berperan dalam hidrolisis xilan (hemiselulosa) menjadi
xilooligosakarida dan xilosa (Susilowati, 2012). Selain berperan dalam menghasilkan
xilooliogosakarida, xilanase juga banyak dibutuhkan di berbagai bidang
industri, misalnya industry kertas, farmasi, etanol, pakan ternak, makanan, dan
minuman
Secara alami
xilooligosakarida terdapat dalam buah-buahan, sayur-mayur, susu nabati, madu
dan dapat diproduksi pada skala industri dari bahan hemiselulosa yang kaya
xilan, dapat pula diperoleh dengan mengolah bahan limbah hasil hutan, pertanian
atau limbah industri yang tinggi kandungan lignosellulosanya. Xilooligosakarida
mempunyai nilai penting untuk digunakan sebagai bahan prebiotic. Enzim xilanase
dihasilkan oleh berbagai jenis organisme seperti bakteri, khamir, kapang,
protozoa, dan siput. Bakteri adalah sumber enzim yang paling banyak digunakan.
Produksi enzim dari bakteri memiliki keunggulan karena pertumbuhannya cepat,
mudah ditumbuhkan, mudah diatur produksinya, dan mudah direkayasa secara
genetika
Pemanfaatan
bakteri laut memberikan peluang untuk mendapatkan enzim yang unik karena
bakteri laut mempunyai karakter yang spesifik, yaitu dapat bertahan pada
salinitas tinggi, suhu, cahaya, dan lingkungan ekstrim lainnya sehingga
diharapkan bakteri laut dapat beradaptasi dan bertahan meski dilingkungan yang
ekstrim
2.
METODE
PENELITIAN
Mikroorganisme
Bakteri laut
strain LBF P20 diperoleh dari koleksi Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi,
Puslit Bioteknologi LIPI. Bakteri diremajakan dengan menginokulasi isolate
dalam media padat ASW 3,8 %, ekstrak khamir 0,1 %, pepton 0,5 %, agar 1,8 %,
birchwood xilan (sigma) 0,5 %.
Produksi Enzim Xilanase
Produksi enzim
dilakukan pada media yang terdiri atas 3,8 % artificial sea water (ASW), 0,1 %
ekstrak khamir, 0,5 % pepton, 0,5 % laktosa, 0,5 % urea. Erlenmeyer flasks 2L
(2 Erlenmeyer) mengandung media kultur @ 400 mL disuplementasi dengan 1,5 %
ampas tebu diinokulasikan dengan media prekulture 4 mL dan diinkubasikan selama
120 jam pada Bio-shaker BR-43FL, Taitec-Jepang dengan kecepatan 150 rpm selama
96 jam pada suhu 30 °C. Kultur dipanen dengan cara sentrifugasi pada kecepatan
4000 rpm, suhu 4 °C selama 10 menit dan filtrat supernatan yang diperoleh diuji
aktivitas xilanase dan kadar proteinnya.
Aktivitas Xilanase
Aktivitas enzim
xilanase ditentukan dengan metode Bailey dkk (1992) dengan menggunakan xilan
0,5 % (w/v) dalam buffer fosfat 0,05 M (pH 7) selama 15 menit reaksi. Campuran
reaksi terdiri atas 0,25 mL filtrat enzim dan substrat xilan 0,25 mL diinkubasi
pada suhu 30 °C selama 15 menit dan reaksi dihentikan dengan penambahan DNS 500
µL (campuran reaksi akan berubah warna menjadi kuning orange) diikuti dengan
pemanasan pada suhu 100 °C selama 10 menit. Jumlah gula reduksi yang terbentuk
ditentukan dengan metode DNS (Miller, 1959) menggunakan standar xilosa (Sigma)
dengan pengukuran absorbansi pada panjang gelombang 540 nm. Satu unit (U)
aktivitas xilanase didefinisikan sebagai jumlah enzim yang diperlukan untuk
menghasilkan 1 µmol xilosa per menit dibawah kondisi reaksi. Substrat tanpa
enzim digunakan sebagai kontrol reaksi.
Uji Kadar Protein
Penentuan kadar
protein dilakukan dengan metode folin phenol dengan bovine serum albumin (BSA)
sebagai standar (Lowry dkk., 1951). Kadar protein diukur denganAGRITECH, Vol.
37, No. 1, Februari 2017 32 menggunakan UV mini-1240, UV-VIS spektrofotometer
(Shimadzu, Jepang) pada panjang gelombang 280 nm
Pemurnian Partial Xilanase
Enzim xilanase
yang diproduksi dalam penelitian ini termasuk jenis enzim ekstraseluler. Tahap
pertama pemurnian parsial adalah menghilangkan beberapa pengotor seperti
karbohidrat dan memekatkan enzim ekstra kasar xylanase dengan menggunakan
amicon®ultra-15 centrifugal filter devices (Merck Millipore). Sebanyak 10 mL
ekstrak kasar enzim dimasukkan ke dalam falcon amicon (50 mL) dan disentrifuse
(TOMY MX-307, high speed refrigerated micro centrifuge- Jepang) dengan
kecepatan 4000 g pada suhu 4 °C. Bagian pengotor akan turun ke bagian bawah dan
ekstrak kasar enzim akan terkonsentrat dibagian atas, sebanyak 1 mL. Ekstrak
kasar enzim tersebut selanjutnya diuji kadar protein dan aktivitas enzimnya.
Selanjutnya, pemurnian dilakukan menggunakan kromatografi filtrasi gel dan
kromatografi penukar ion.
Pemurnian dengan
filtrasi gel menggunakan matriks sephadex G-75 (Fase diam). Matriks dimasukkan
secara perlahan kedalam kolom kromatografi. Volume xilanase yang dimurnikan
sebanyak 0,5 mL. Sampel protein (Fase gerak) dialirkan kedalam kolom kemudian
matriks sephadex G-75 (GE Healthcare) dielusi menggunakan buffer fosfat 0,02 M
sehingga diperoleh beberapa fraksi dengan volume masing-masing fraksi sebanyak
1 mL dan diukur kadar protein dan aktivitas enzimnya untuk penentuan aktivitas
enzim spesifik.
Pemurnian dengan
kromatografi penukar anion dilakukan menggunakan AKTAPrimePlus (GE Healthcare)
dengan metode ion exchange chromatography. Kolom yang digunakan yaitu kolom
penukar anion Hi Trap Q Sepharose Fast Flow (GE Healthcare). Fraksi yang
ditampung sebanyak 1 mL/menit pada setiap tabung, dilanjutkan diukur kadar
protein dan aktivitas enzimnya untuk penentuan aktivitas enzim spesifik
3.
KESIMPULAN
Produksi ekstrak enzim kasar xilanase yang dihasilkan oleh Bacillus safencis strain LBF P20 sebanyak 800 mL memiliki aktivitas enzim sebesar 6,278 U/mL. Aktivitas spesifik enzim dan tingkat kemurnian enzim xilanase meningkat seiring dengan tahapan pemurnian. Aktivitas spesifik enzim xilanase ekstrak kasar, pemekatan amicon ultra-15 centrifugal filter devices (Merck Millipore), kromatografi filtrasi gel dan kromatografi penukar anion berturut-turut sebesar 5,1 , 15,1, 34,7 dan 96,0 U/mg. Tingkat kemurnian enzim pada tahap akhir meningkat 18,8 kali lipat dari enzim ekstrak kasar dengan berat molekul berkisar 25 kDa. Enzim xilanase murni yang diperoleh memiliki kondisi reaksi optimum pada pH 7, suhu 60 °C dan stabil pada suhu dingin (4 °C). Jenis xilooligosakarida yang dihasilkan berupa xilobiosa, xilotriosa, dan xiloheksosa.
A.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
:
1. Kromatografi eksklusi adalah Pemisahan
berbagai konstituen dengan meninjau perbedaann ukuran dan geometri molekul.
2. Kromatografi eksklusi dikelompokkan dalam
tiga kategori diantaranya:
a. Teknik permeasi gel atau filtrasi gel,
b. Eksklus dan reterdasi ion
c. Inorganic molecular sieves
3. Teknik permeasi gel merupakan suatu teknik
yang menguraikan campuran zat-zat sesuai dengan ukuran molekulnya.
Daftar Pustaka
Muthfi,Muhammad.Desember 2009.”Kromatografi
Eksklusi”(online),
(
https://banemo.wordpress.com,diakses pada 5 Mei 2021)
Pakpahan, Charina. Juli 2017. Makalah
kromatografi eksklusi.Palembang;
Politeknik negeri
sriwijaya
0 Komentar